Kata 'bokeh' sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti 'blur' atau 'kabur'. Istilah bokeh pertama kali dipopulerkan pada tahun 1997 di Photo Techniques Magazine oleh editor Mike Johnston, untuk menunjuk pada obyek foto yang dikelilingi oleh gambar latar belakang yang blur.
Foto bokeh sangat erat kaitannya dengan pemilihan ruang tajam yang bercerita sehingga menguatkan tampilan dari obyek utamanya. Jadi tidak hanya sekedar foto dari sebuah obyek yang latar belakangnya blur semata.
Untuk menciptakan foto bokeh yang asik, ada tahap-tahap yang perlu untuk diperhatikan :
Ruang tajam
Tentukan dulu seberapa blur latar belakang yang akan anda terapkan pada sebuah obyek daripada hanya sekadar membuatnya blur semata. Sebab kadang latar belakang yang tidak terlalu blur akan dapat bercerita dan membuat tampilan obyek utamanya menjadi lebih kuat. (fotograferjurnal.blogspot.com)
Dengan berbekal rujukan dari penjelasan di atas, saya jadi ingin mencoba bisa nda' ya bikin foto bokeh dg obyek yang tepat? (menurut pandangan amatir saya). Hingga pada suatu ketika...beh...saat mengikuti suatu acara pertemuan yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan RI.....
Pertemuan yang menurut jadwal dibuka pada pukul 19.00 wkt setempat, ternyata "molor" krn alasan teknis katanaya. Bingung, di dlm ruang pertemuan "baru" segelintir peserta yg dtg. 25 menit berlalu...belum terjadi perubahan jmlh peserta yang signifikan. 40 menit berjalan...dengan sorot mata yg mulai redup, sebuah pemandangan "menggelitik" perhatian saya. Mungkin inilah "momen" yang tepat untuk mengabadikan obyek yang dimaksud sekaligus menjawab pertanyaan saya sendiri?
52 menit kemudian...dengan "senjata" Sony Alfa 450 saya mulai "jeprat-jepret" dengan gaya seorang fotgrafer pemula (soalnya masih malu-malu...hehehe...) pindah ke kanan, geser ke kiri, setengah jongkok, naik di kursi dan lain-lain. Alhasil dlm waktu singkat selesai sudah sesi pemotretan "dadakan", dan inilah salah satu hasil dari obyek yang dimaksud....ugh.
